Friday, 20 December 2013

BAJU YANG MENIPU, SAYANG DIBUANG

Seorang wanita yang mengenakan gaun pudar mengiringi suaminya yang berpakaian sederhana dan usang, turun dari kereta api di Boston, dan berjalan dengan malu-malu menuju pejabat Pengurusan Harvard University. Mereka meminta untuk bertemu dengan Ketua Pengurusan universiti. Sekretaris Universiti yakin bahawa mereka adalah orang kampung, tidak mungkin ada urusan di Harvard dan bahkan mungkin tidak sesuai berada di Cambridge.

“Kami ingin bertemu Pimpinan Harvard”, kata lelaki itu dengan sopan.
“Beliau hari ini sibuk,” sahut Sekretaris bersahaja.
“Kami akan menunggu,” jawab wanita itu.

Selama 4 jam sekretaris itu mengabaikan mereka, dengan harapan bahawa pasangan tersebut akan patah semangat dan pergi. Tetapi nyata tidak. Sekretaris mulai kecewa, dan akhirnya memutuskan untuk melaporkan kepada pemimpinnya.

“Mungkin jika tuan menemui mereka selama beberapa minit, mereka akan pergi,” katanya kepada Pimpinan Harvard. Pimpinan menghela nafas dengan geram dan mengangguk. Orang sepenting dia pasti tidak ada waktu untuk mereka. Ketika dia melihat dua orang yang mengenakan baju pudar dan pakaian usang di luar pejabatnya, rasa tidak senangnya sudah muncul. Pemimpin Harvard, dengan wajah muram menuju pasangan tersebut.  Wanita itu berkata kepadanya ; 

“Kami memiliki seorang anak lelaki yang kuliah tahun pertama di Harvard. Dia sangat menyukai Harvard dan bahagia di sini. Tetapi setahun yang lalu, dia meninggal kerana kemalangan. Kami ingin mendirikan peringatan untuknya, di suatu tempat di kampus ini, bolehkan?” tanyanya, dengan mata yang menjeritkan harap.

Pemimpin Harvard tidak tersentuh, wajahnya bahkan memerah. Dia nampak terkejut.“Mak cik,” katanya dengan kasar, “Kita tidak boleh mendirikan tugu untuk setiap orang yang masuk Harvard dan meninggal. Kalau kita lakukan itu,  tempat ini akan menjadi seperti perkuburan.”

“Oh, bukan,” wanita itu menjelaskan dengan cepat, “Kami tidak ingin mendirikan tugu peringatan. Kami ingin memberikan sebuah bangunan untuk Harvard.”

Pemimpin Harvard menggeleng kepalanya. Dia menatap sekilas pada baju pudar dan pakaian usang yang mereka kenakan dan meninggikan suara ;

"Bangunan?! Tahukah berapa harga sebuah bangunan?! Kami memiliki lebih dari 7,5 juta dolar hanya untuk membangunan Harvard.”

Untuk beberapa saat wanita itu terdiam. Pemimpin Harvard senang hati. Mungkin dia akan terlepas dari mereka sekarang. Wanita menoleh pada suaminya dan berkata pelan ;

“Kalau hanya sebesar itu biaya untuk memulai sebuah universiti, mengapa tidak kita buat sendiri saja?” 

Suaminya mengangguk. Wajah Pemimpin Harvard menzahirkan kebingungan.

Mr. dan Mrs. Leland Stanford bangkit dan berjalan pergi, melakukan perjalanan ke Palo Alto, California, di sana mereka mendirikan sebuah Universiti yang menyandang nama mereka, sebuah peringatan untuk seorang anak yang tidak lagi diperdulikan oleh Harvard. Universiti tersebut adalah Stanford University, salah satu universiti pilihan kelas atas di AS saat ini.

Kita, seperti pimpinan Harvard itu, acap silau oleh baju dan lalai. Padahal, baju hanya pembungkus apa yang disembunyikannya, kadang-kadang sangat tak ternilai. Jadi, janganlah kita selalu abai kerana baju acap menipu.

--- Teks Asal ----
Seorang wanita yang mengenakan gaun pudar menggandeng suaminya yangberpakaian sederhana dan usang, turun dari kereta api di Boston, dan berjalan dengan malu-malu menuju kantor Pimpinan Harvard University. Mereka meminta janji.Sang sekretaris Universitas langsung mendapat kesan bahwa mereka adalah orang kampung, udik, sehingga tidak mungkin ada urusan di Harvard dan bahkan mungkin tidak pantas berada di Cambridge.“Kami ingin bertemu Pimpinan Harvard”, kata sang pria lembut.“Beliau hari ini sibuk,” sahut sang Sekretaris cepat.“Kami akan menunggu,” jawab sang Wanita.Selama 4 jam sekretaris itu mengabaikan mereka, dengan harapan bahwapasangan tersebut akhirnya akan patah semangat dan pergi. Tetapi nyatanyatidak. Sang sekretaris mulai frustrasi, dan akhirnya memutuskan untukmelaporkan kepada sang pemimpinnya.“Mungkin jika Anda menemui mereka selama beberapa menit, mereka akan pergi,” katanya pada sang Pimpinan Harvard.Sang pimpinan menghela nafas dengan geram dan mengangguk. Orang sepenting dia pasti tidak punya waktu untuk mereka. Dan ketika dia melihat dua orang yang mengenakan baju pudar dan pakaian usang di luar kantornya, rasa tidak senangnya sudah muncul.Sang Pemimpin Harvard, dengan wajah galak menuju pasangan tersebut.Sang wanita berkata padanya, “Kami memiliki seorang putra yang kuliah tahun pertama di Harvard. Dia sangat menyukai Harvard dan bahagia di sini. Tetapi setahun yang lalu, dia meninggal karena kecelakaan. Kami ingin mendirikan peringatan untuknya, di suatu tempat di kampus ini, bolehkan?” tanyanya, dengan mata yang menjeritkan harap.Sang Pemimpin Harvard tidak tersentuh, wajahnya bahkan memerah. Dia tampak terkejut.“Nyonya,” katanya dengan kasar, “Kita tidak bisa mendirikan tugu untuk setiap orang yang masuk Harvard dan meninggal. Kalau kita lakukan itu,  tempat ini sudah akan seperti kuburan.”“Oh, bukan,” Sang wanita menjelaskan dengan cepat, “Kami tidak ingin mendirikan tugu peringatan. Kami ingin memberikan sebuah gedung untuk Harvard.”Sang Pemimpin Harvard memutar matanya. Dia menatap sekilas pada baju pudar dan pakaian usang yang mereka kenakan dan berteriak,“Sebuah gedung?! Apakah kalian tahu berapa harga sebuah gedung ?! Kami memiliki lebih dari 7,5 juta dolar hanya untuk bangunan fisik Harvard.”Untuk beberapa saat sang wanita terdiam. Sang Pemimpin Harvard senang. Mungkin dia bisa terbebas dari mereka sekarang.Sang wanita menoleh pada suaminya dan berkata pelan, “Kalau hanya sebesar itu biaya untuk memulai sebuah universitas, mengapa tidak kita buat sendiri saja?” Suaminya mengangguk. Wajah sang Pemimpin Harvard menampakkan kebingungan.Mr. dan Mrs. Leland Stanford bangkit dan berjalan pergi, melakukan perjalanan ke Palo Alto, California, di sana mereka mendirikan sebuah Universitas yang menyandang nama mereka, sebuah peringatan untuk seorang anak yang tidak lagi diperdulikan oleh Harvard.Universitas tersebut adalah Stanford University, salah satu universitas favorit kelas atas di AS saat ini.Kita, seperti pimpinan Harvard itu, acap silau oleh baju, dan lalai.Padahal, baju hanya bungkus, apa yang disembunyikannya, kadang sangat tak ternilai. Jadi, janganlah kita selalu abai, karena baju-baju, acap menipu.

Sumber : http://sayangdibuang.wordpress.com/2010/06/02/baju-yang-menipu-kisah-lahirnya-stanford-university/


Blog This!

0 comments:

Blog Archive

Popular Posts

daftar isi

Loading...

Hamster

Sepasang Ikan Hijau

Aku meminta kepada Tuhan setangkai bunga, segar, Diberi kaktus berduri. Aku minta kupu-kupu diberinya-Nya ulat berbulu. Aku sedih dan kecewa. Namun kemudian, kaktus itu berbunga indah sekali dan ulat itu pun menjadi kupu-kupu yang sangat cantik. Itulah jalan Tuhan, indah pada masaNYA! Tuhan tidak memberi apa yang kita harapkan. Tapi Dia memberi apa yang kita perlukan. Kadang kala kita sedih, kecewa dan terluka. Tapi jauh di atas segalanya Dia sedang mengatur yang terbaik dalam kehidupan kita.

RATE MY BLOG

ASK ME

chat zone


Click... if U like...

FEEDJIT Live Traffic Feed

Telinga Berpahala